menu

Jumat, 08 November 2013

Batusangkar

1. stano Basa Pagaruyuang



















Istano Basa Pagaruyung merupakan salah satu bukti nyatanya adanya Kerajaan Pagaruyung dan merupakan objek wisata sejarah andalan, bukan hanya di Kabupaten Tanah Datar, namun juga di Propinsi Sumatera Barat secara umum.


Batusangkar merupakan salah satu Kota yang ada di Sumatera Barat dan memiliki beberapa situs sejarah, karena daerah ini merupakan pusat Kerajaan Pagaruyung yang didirikan oleh Adityawarman. Istano Basa Pagaruyung adalah sisa dari peninggalan Kerajaan Pagaruyung dan saat ini merupakan salah satu tempat liburan andalan di Kabupaten Tanah Datar secara khusus, dan Propinsi Sumatera Barat secara umum. 

Istano Basa Pagaruyung merupakan bangunan khas Minangkabau yang termegah. Nama Pagaruyung sendiri diambil dari nama kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah tersebut. Raja pertamanya bernama Adityawarman yang merupakan keturunan Jawa-Minangkabau. 

Tempat liburan keluarga ini terdiri dari dari tiga tingkat dan 11 puncak atap dengan tinggi 60 meter yang atapnya terbuat dari ijuk. Dindingnya menunjukkan ciri khas Minangkabau dengan berbagai ukiran-ukiran indah. 

Tempat asli istana kerajaan Pagaruyung terletak di sebuah bukit yang bernama Bukit Batu Patah. Istana ini juga digelari istana Si Linduang Bulan. Meskipun bukan lagi merupoakan istana asli yang didiami oleh Raja-Raja Pagaruyung, istana merupakan replika asli istana tersebut.

Kebakaran Istano Basa Pagaruyung
Pada tahun 2007, objek wisata ini pernah mengalami kebakaran yang disebabkan oleh angin tropis monsoon. Angin tersebut memicu kebakaran istana, hingga hampir semua bagian istana habis dilalap api. Pemadam kebakaran pun tidak berani untuk mendekat hingga beberapa lumbung padi di dekat istana tersebut pun ikut terbakar. Namun hingga kini, istana basa Pagaruyung masih terus dipugar akibat dari kebakaran yang pernah terjadi.

Bukti Nyata Kerajaan Pagaruyung
Keberadaan Istano Basa Pagaruyung menjadi bukti nyata keberadaan Kerajaan Pagaruyung yang pernah berkuasa di Pulau Sumatera. Kehancuran istana pada masa itu terjadi karena adanya perang dan istana pun kembali dibangun secara sederhana. 

Untuk melestarikan sisa peninggalan sejarah kerajaan Minangkabau di Sumatera Barat, pemerintah daerah setempat maupun pemerintah Propinsi Sumatera Barat terus menyempurnakan dan melengkapi sarananya, sehingga Istano Basa Pagaruyung menjaditempat liburan yang tepat bagi keluarga, terutama keluarga yang memiliki anak usia sekolah. 

Pengetahuan tentang sejarah diharapkan dapat meningkatkan kecintaan anak untuk melestarikan kebudayaan lokal. Sebagai salah satu objek wisata andalan di Sumatera Barat, Istano Basa Pagaruyung cukup mudah diakses karena letaknya sangat strategis, di wilayah Kota Batu Sangkar, Kabupaten Tanah Datar

2. Batu Batikam



Batu Batikam merupakan batu tertusuk yang melambangkan pentingnya perdamaian dan musyawarah-mufakat dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.

Destinasi  wisata cagar budaya di Batusangkar memang tidak tertandangi oleh daerah lainnya di Propinsi Sumatera Barat. Selain situs Istano Baso Pagaruyung dan Batu Angkek-Angkek, peninggalan sejarah lainnya adalah Batu Batikam. Dalam bahasa Indonesia, Batu Batikam berarti batu yang tertusuk. Mengapa dikatakan demikian? 

Keunikan Batu Batikam

Jawaban dari pertanyaan mengapa batu ini dinamakan batu tertusuk adalah karena adanya bekas tusukan pada bagian batu tersebut. Secara logika, hal ini mungkin sulit diterima oleh akal mengingat batu adalah sebuah benda yang sangat keras sehingga tidak mungkin untuk ditusuk dan menyisakan sebuah lobang yang tembus.

Menurut cerita yang diyakini masyarakat setempat, Batu Batikam  merupakan bekas tusukan keris milik Datuak Parpatiah Nan Sabatang yang menjadikan batu batikam sebagai simbol perdamaian antar pemimpin yang berkuasa pada masa itu. 

Cerita lain menyatakan bahwa peninggalan sejarah ini dahulu kala merupakan suatu tempat musyawarah para kepala suku. Hal lain yang menambah keunikan Batu Batikam adalah adanya sebuah pohon beringin yang sangat besar dii sekitar kawasan tersebut. Pohon beringin berukuran raksasa ini suasana di sekitar situs terasa berbeda. 

Sejarah singkat Batu Batikam

Tersebutlah dua orang saudara tiri seibu yang bernama Datuak Parpatiah Nan Sabatang dan Datuak Katumanggungan.Datuak Parpatiah adalah putra seorang cerdik dan pandai, sedangkan Datuak Katumanggungan merupakan putra seorang Raja yang berada. 

Parpatiah menginginkan masyarakat yang demokratis sedangkan Kartumanggungan menginginkan kekuasaan hirarkhis. Hal inilah yang pada akhirnya menimbulkan masalah. Karena tidak ingin saling melukai, maka Batu Batikam menjadi pelampiasan emosi keduanya sehingga menikam kerisnya pada batu ini. 

Meskipun terkesan menyeramkan, namun Batu Batikam menjadi salah satu lokasi wisata yang masih menarik minat wisatawan. Selain memiliki keunikan yag membuat wisatawan penasaran, batu ini juga dinilai mengandung unsur pelajaran, pengetahuan dan hikmah tentang pentingnya perdamaian. 

Hingga saat ini, pendapat yang berbeda antara Datuk Parpatih nan Sabatang dan Datuk Katumanggungan masih terlihat dari adanya dua keselaran di Minangkabau, yakni Keselarasan Koto Pilang, yang mencerminkan sistem kekuasaan ala Datuk Katumanggungan dan Keselarasan Bodi Chaniago yang merupakan perwujudan  sistem pemeirntah ala Datuk Parpatih Nan Sabatang.

Lokasi Wisata Batu Batikam terletak di Nagari Limo Kaum, sekitar 10 menit perjalanan dari Kota Batusangkar dan termasuk dalam rangkaian kunjungan wisata ke Batu Sangkar. Sehingga, anda tidak akan mengalami masalah akses transportasi dan akomodasi

3. Panorama Tabek Patah


Panorama Tabek Patah terletak di pinggang gunung berapi antara kota Bukittinggi dan Batusangkar, Indonesia. Hawanya dingin dan sering berkabut. Bila cuaca cerah, pemandangannya sangat indah.
Ada dua danau kecil yaitu Pakih dan Aie Taganang
Didanau ini terdapat ikan khas Tabek Patah oleh penduduk setempat disebut ikan Puyu
Panorama Tabek Patah
Tabek Patah, ialah sebuah nama panorama di Nagari Tabek Patah, Kec. Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Panorama yang mengagumkan ini berjarak sekitar 16 km dari pusat Kota Batusangkar, yang merupakan ibukota dari Kabupaten Tanah Datar. Dari panorama ini bagi anda yang suka berwisata alam akan sangat menikmati. Sebab dari panorama ini kita bisa menikmati keindahan alam Nagari Tabek Patah dengan dihiasi lanskap pegunungan Merapi.
Panorama yang terletak di antara dua kota, Bukittinggi dan Batusangkar ini merupakan tempat yang sangat sejuk. Karena selain tempat ini merupakan perbukitan, di sekitar panorama ini juga terdapat hutan pinus yang menambah kesejukan saat berada di panorama ini.
Istilah Tabek patah berasal dari dua kata yaitu, tabek (kolam) dan patah (terbagi jadi dua bagian). Menurut sebuah cerita ada sebuah kolam yang patah, sehingga kolam tersebutterbagi jadi dua bagian. Di bagian utara dikenal dengan Talago Pakis. Sedangkan di bagian selatan disebut dengan Aie Taganang.
Menurut kepercayaan masyarakat di sekitar panorama ini, cerita tentang terjadinya Tabek Patah ada dua versi. Versi pertama mengatakan bahwa dulu kala di daerah tersebut hiduplah seorang kakek yang hidup dalam keadaan yang kurang menyenangkan, karena kakinya yang patah. Meski demikian ia memiliki sebuah kolam atau masyarakat setempat menyebutnya dengan tabek, yang berada dibelakang rumahnya. Cerita yang beredar tersebut dan membuat masyarakat mengidentikkan kisah itu dengan asal-usul terjadinya Tabek Patah.
Pada cerita versi kedua mengatakan bahwa dahulu tabek (kolam) ini terbagi menjadi dua bagian, lalu menjelma menjadi danau, maka orang-orang menamai danau itu dengan Danau Talago Pakis dan Danau Aie Taganang. Hingga sekarang masyarakat sekitar mempercayai kedua versi asal-usul Tabek Patah, meski kebenaran cerita tersebut belum diketahui pasti hingga kini.
Tak hanya panorama indah yang disajikan di daerah ini, namun ada keunikan lainnya yaitu Ikan Puyu. Ikan Puyu adalah iakn air tawat yang hanya hidup di sekitar Tabek Patah, sehingga masyarakat sekitar mengatakan Ikan Puyu ialah Ikan Khas Tabek Patah, yang anda bisa nikmati sebagai lauk pauk tradisonal khas Nagari Tabek Patah.
Selain itu untuk menghangatkan diri karena udara dingin nan sejuk di panorama, tak jauh dari Tabek Patah terdapat sebuah Usaha Kopi bernama Kiniko. Usaha tersebut juga menyiapkan untuk anda kafe dengan nuansa alam yang natural, sehingga anda bisa menikmati panorama sambil menyeruput Kopi khas Kiniko. Kopi Kiniko memiliki aroma harum biji kopi yang orisinil, dijamin anda pengen mencobanya. Selian itu kafe juga menyediakan Air Daun Murbei yang berkhasiat bagi tubuh anda. Bagi anda yang ingin menurunkan berat badan silahkan mencoba Air Daun Murbei.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar